Thursday, November 10, 2016

Sinopsis Rumah Lebah: Novel Thriller Psikologi

Sinopsis Rumah Lebah: Novel Thriller Psikologi

Judul: Rumah Lebah
Penulis: Ruwi Meita
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2008
Jumlah halaman: x + 286
ISBN: 979-780-228-0
Rumah

Saya tak tahu kalau novel ini termasuk genre thriller. Saya mengenal penulisnya, Ruwi Meita, di facebook.Ternyata dia penulis yang sudah cukup berpengalaman. Sering menjuarai lomba menulis bergengsi. Saya jadi penasaran ingin tahu gaya menulisnya. Saya menemukan buku ini dijual di sebuah toko online dan dengan serta merta membelinya. Begitu saya baca sinopsisnya, astagaa! Sepertinya ini novel horor! Sejujurnya, saya orang yang penakut.


Sinopsis:

Nawai tak mengerti. Mala, putri semata wayangnya, selalu menyebut-nyebut nama asing. Ada enam sosok yang menurutnya dekat dengan keseharian mereka: Ana yang seksi, Wilis si bocah hijau, Satira yang keras dan pemarah, si kembar yang jarang menampakkan diri, dan Abuela yang mengajarinya bahasa Spanyol. Mala memang anak jenius dan tidak mampu berekspresi. Kesulitannya bersosialisasi menghambatnya berkembang di sekolah sehingga Nawai membawanya pindah ke desa yang tenang dan mengajarinya sendiri di rumah. Untuk itu, ia harus berjuang melawan penyakitnya yang sewaktu-waktu membuatnya sangat mengantuk dan sesekali berperang pendapat dengan suaminya, Winaya, yang tidak percaya pada hantu.
Sebenarnya Alegra lebih menyukai kota besar yang bising dan tidak begitu mengenal tetangga, namun akhirnya mereka harus berinteraksi juga. Gadis itu menempati villa bersama kekasihnya, Rayhan, seorang pengusaha yang ditengarai memiliki bisnis haram. Alegra menyimpan konflik sendiri: diperas oleh seorang wartawan koran gosip sebab kepergok mengidap bulimia untuk menjaga kemolekannya. Ia tidak ingin nama besarnya rusak, sekaligus tak mau didepak Rayhan yang mendewakan kesempurnaan.
Ketenangan desa itu porak-poranda saat si wartawan ditemukan tewas di sebuah danau. Sementara itu, sakitnya Nawai semakin parah. Ia lebih sering pingsan dan dikejutkan oleh temuan-temuan berupa sosok aneh di berbagai tempat, termasuk studio tempatnya melukis.
Dari segi karakterisasi, penulis menggarap novel perdananya ini [setelah sebelumnya menulis novel adaptasi film-film horor] dengan cermat. Benang merah terjaga apik dan masing-masing mempunyai sisi personal yang menarik. Rayhan yang suka mengendus bubuk putih di ruang penyembuh, wanita misterius yang menyerupai Alegra namun mengenakan cincin kawin, Mala yang berbicara runut bak orang dewasa dan menuturkan isi setiap halaman ensiklopedia dengan lancar bagaikan rekaman saja, serta Nawai yang terus-menerus cemas. Bahasa yang digunakan terbilang rapi, meski terdapat sejumlah kalimat yang mestinya bisa diringkas. Misalnya “Sebenarnya dia bisa saja datang ke vila itu namun dia harus bertindak hati-hati. Jika perempuan itu tidak datang malam ini, maka terpaksa esok dia akan mendatanginya. Bukannya Kartika ingin melindungi nama baik artis itu. Namun jika kasus ini ada hubungannya dengan Rayhan maka Kartika harus bertindak dengan cermat” (hal. 189) memuat terlalu banyak informasi sehingga pembaca tidak dibiarkan asyik menerka-nerka apa yang terjadi. Kemungkinan besar penulis ingin merengkuh pembaca dari berbagai kalangan, termasuk mereka yang tidak meminati psikologi, sehingga dapat menikmati cerita yang mengangkat karakter anak autis ini tanpa kesulitan.
Tak pelak, novel yang menganalogikan rumah lebah sekaligus menjadikannya sudut untuk meruapkan nuansa thriller ini mengandung banyak daya pikat. Mengenai hypocondria, misalnya, yang agak mirip dengan psikosomatik. Setting yang tidak biasa, kombinasi aneka persoalan yang menggiring pada terungkapnya sebuah rahasia, kebiasaan seorang penulis dan inspirasinya, bahkan dialog datar Mala dengan Alegra yang mencoba akrab dengannya. Pertengahan novel menggiring saya meluncur terus karena penasaran ingin membuktikan tebakan perihal sosok-sosok yang menghantui keluarga Nawai. Walaupun ternyata dugaan saya benar, nilai istimewa Rumah Lebahtidak berkurang sebab penguraiannya tidak menukik dari alur thriller yang kontinyu. Jawaban semua pertanyaan itu tersirat di sana-sini, juga mengenai pembunuh si wartawan yang naas, asalkan kita jeli membaca dari awal. Kata kuncinya terdapat, antara lain, pada profil singkat penulis "Rumah Lebah adalah novel mandiri perdana Ruwi dengan nuansa thriller meski kali ini dia mencoba tidak menghadirkan hantu-hantu".

Mala tahu ini bukan sebuah mimpi buruk. Bukan halusinasi sebagaimana yang dipikirkan Nawai. Ini kenyataan. Ada enam orang asing yang hidup dan bernapas di rumah lebah. Mata telanjang milik gadis kecil genius berjiwa ganjil itu melihat semuanya. Melihat apa yang tak diketahui dan tak dilihat orang. Tidak juga Nawai. Atau tepatnya, tak boleh ada seorang pun mengetahui itu semua. Sebab, itu justru akan menjadi gladi kotor kematian bagi sang ratu lebah. Sosok yang seharusnya tak boleh diganggu keberadaannya.

Walaupun takut, film atau novel thriller itu selalu menantang untuk dibaca karena penulis menyajikan misteri-misteri untuk dipecahkan.Begitu juga dengan novel ini. Ruwi Meita memiliki diksi yang menarik untuk memetaforakan rumah lebah. Saya baru tahu dari novel ini, kalau ratu lebah itu akan membunuh lebah-lebah betina  yang lahir bersama dengannya.

Bagian prolognya langsung membuat jantung deg-degan dan bulu kuduk berdiri. Dikisahkan, Mala hilang dari tempat tidurnya, dan tahu-tahu sudah ada di atap genting rumah. Gadis 10 tahun itu katanya diajak oleh teman khayalannya, Willis, bersembunyi di atas genting, untuk menghindari Satira, gadis berwajah jahat. Nawai dan Winaya tak tahu siapa itu Willis, Satira, juga Abuela, Ana, yang sering diceritakan oleh Mala. Kata Mala, orang-orang itu juga tinggal di rumah mereka. Hiiiyyy…. Kita pasti sudah membayangkan keempat orang itu adalah hantu, sayangnya, ini bukan novel tentang hantu.

Alkisah, Winaya yang seorang penulis terkenal pun pindah ke Ponorogo bersama keluarganya, membeli sebuah rumah di atas bukit yang jauh dari peradaban. Di sekeliling mereka adalah hutan. Tetangga mereka hanya vila-vila kosong yang didatangi pemiliknya hanya saat liburan. Salah satu vila itu dimiliki oleh Rayhan, seorang pengusaha lajang yang suka berganti-ganti pasangan. Kebanyakan adalah model atau artis yang sedang melambung namanya. Saat Winaya pindah ke rumah baru, Rayhan sedang menjalin hubungan dengan Alegra Kahlo, artis berdarah keturunan Spanyol.

Mala semakin sering menunjukkan keanehan. Kecerdasannya di atas rata-rata anak seusianya. Dia tidak suka bergaul dan sering mengobrol dengan teman-teman khayalannya. Nawai menderita penyakit anemia dan sering tertidur tiba-tiba. Suatu hari, editor Winaya mengabarkan bahwa novel Winaya akan difilmkan dan mereka telah memilih pemeran wanitanya: Alegra. Yap, secara kebetulan, Alegra sedang sering bertandang ke vila Rayhan. Artis itu pun mendekati Winaya untuk bisa menyelami perannya dalam film yang diangkat dari novel Winaya.

Teman-teman khayalan Mala pun mulai sering menunjukkan diri. Satira yang jahat, punya masa lalu kelam, pernah diperkosa oleh ayahnya di masa kecil. Willis, si lelaki hijau, selalu terlihat bersedih. Albuela, nenek tua yang suka berbahasa Spanyol. Tante Ana, wanita binal yang suka mengecat rambutnya berwarna merah marun. Lalu, terjadilah pembunuhan yang menimpa seorang wartawan tabloid gossip bernama Deni, yang diduga dilakukan oleh Alegra, artis yang merasa terancam oleh Deni karena rahasianya akan dibongkar bila tak menyerahkan sejumlah uang. Kartika, polisi yang memimpin penyelidikan kasus itu, menemukan sebuah fenomena luar biasa yang dialami oleh Nawai dan Mala. Apakah itu?

Wow, sampai mendekati akhir pun, saya tidak bisa menebak ceritanya, sampai kemudian saya tahu apa yang menimpa Nawai. Ruwi berhasil menarik ulur cerita sehingga menjadi begitu misterius, walaupun ternyata kasus yang menimpa Nawai sudah sering diangkat ke dalam novel. Yap, split personality, kepribadian ganda. Pada akhirnya, diketahui bahwa Willis, Abuela, Ana, dan Satira adalah orang yang sama, yaitu NAWAI. Siapa sangka ibu rumah tangga yang penurut dan tidak macam-macam itu ternyata mengalami gangguan kejiwaan? Ia bisa menjadi enam orang sekaligus dalam satu waktu, tapi tidak menyadarinya. Masa lalu yang kelam menjadi penyebabnya. Hanya Mala yang mengetahui itu. Jadi, bisa ditarik kesimpulan, semua teman khayalan Mala selama itu adalah ibunya sendiri, yang berubah-ubah bentuk sesuai keadaan. Lalu, siapakah yang membunuh Deni? Apakah Alegra? Atau Nawai? Atau jangan-jangan ada orang lain yang mengambil keuntungan dari kegilaan Nawai?

Walaupun review ini spoiler, Anda tetap harus membaca novel ini untuk merasakan cara Ruwi mengajak kita bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi terhadap Nawai. Rasanya saya ingin membaca novel Ruwi Meita lainnya. Cukup beberapa jam saja waktu yang diperlukan untuk membaca novel ini karena Ruwi menuliskannya dengan amat menarik. Masih ada pertanyaan yang menggantung di benak saya selepas membaca novel ini, tapi begitulah novel thriller. Selalu menyisakan pertanyaan di akhir kisah, yang harus dijawab sendiri oleh pembacanya. Hffff……

Ketika seekor ratu lebah menetas, dia akan menjerit dengan lengkingan yang kuat. Siapa pun lebah betina yang ikut menetas bersamanya, menjawab lengkingan itu, maka dia telah berbuat kesalahan. Sama saja dia memanggil kematiannya sendiri. Hanya boleh ada satu ekor ratu lebah dan sang ratu akan membunuhi siapa pun saingannya.
 Kala membacanya di malam hari sendirian, lebah-lebah di samping rumah saya keluar dari sarangnya dan berdengung sampai pagi. Apakah mereka merasa “dipanggil”? Silakan nikmati Rumah Lebah dengan sensasi yang berbeda. 



Nilai Moral : 
Jadi manusia harus bisa bersosialisasi terhadap sesama.
 janganpernah larut dalam masa lalu dan kita harus bangkit dan memaafkan seseorang yang menyakiti kita sehingga tidak menimbulkankepribadiaan ganda.


Wednesday, September 28, 2016

Hubungan Ilmu Budaya Dasar Dengan Psikologi



Hubungan Ilmu Budaya Dasar Dengan Psikologi
Ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang budaya dan  lingkungannya. Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia.
Ilmu budaya dasar mempunyai keterkaitan dengan ilmu psikologi. Kita semua pasti mengetahui budaya. Semua aspek kehidupan seluruh merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang didekati dengan memakai ilmu budaya, baik dari segi keahlian, maupun secara gabungan antar bidang berbagai keahlian dalam pengetahuan budaya.

·         Contoh fenomena ilmu budaya dasar dengan psikolog


·         1.      Contoh dalam kehidupan sehari-sehari , seperti komunikasi antar keluarga, pergaulan kita terhadap teman, yang mungkin kita dapat mengetahui bagaimana kita dapat memahami sifat dan karakteristik setiap orang. Begitupun dalam bermasyarakat, dalam interaksi kita harus memahami norma- norma dalam masyarakat agar tercipta keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
·         2.      Contoh dalam aspek bersikap ,seperti dalam kehidupan yang berbeda beda sehingga kita dapat menempatkan diri pada situasi apapun yang akan kita hadapi. Dalam penerapan ilmu ini factor pendukungnya antara lain adalah agama atau kepercayaan kita terhadap tuhan, dimana dalam agama itu sendiri kita sudah pasti diajarkan bagaimana kita harus menjaga interaksi kita terhadap tuhan dan sesama manusia, agar tercipta hubungan yang harmonis dalam kehidupan. Inti dari ilmu budaya dasar dalah kehidupan bermasyarakat, yaitu sejauh apa ilmu budaya dasar dapat mempengaruhi sikap dan tata cara kita dalam bermasyarakat. Bila kita sudah mempunyai dasar yang kuat, dapat diyakini bahwa kita akan dapat membawa diri dalam masyarakat.
·         3.       Cara hidup di kota dan di desa berbeda (urban dan rural ways of life), antara anak yang di besarkan di kota dengan seorang anak yang di besarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang di besarkan di desa mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value) 
·         4.       Kebudayaan khusus atas dasar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar didalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda pula di kalangan umatnya. 
·         5.       Kebudayaan berdaskan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang petani, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul. 


        Contoh dalam kehidupan sehari-harinya adalah dalam sebuah organisasi masyarakat yang merencanakan sebuah pembangunan desa dengan cara musyawarah dan bergotong royong, psikologis yang tumbuh disini yaitu psikologis organisasi. Psikologi organisasi adalah ilmu yg mempelajari manusia dalam hubungan dengan organisasi (perilaku manusia dalam peraturan organisasi). Ada juga psikologis yang tumbuh di dalam kehidupan berkeluarga misalnya dalam faktor perilaku, seorang ayah yang mendidik anaknya dengan sebuah adat jawa keraton yang menjadikan anaknya bersikap halus dan santun dalam berbahasa maupun dalam hal pergaula dengan teman-temanya. ada juga contoh yang lainnya seperti yang kita ketahui saat ini pergaulan anak remaja sudah sangat bebas sekali akibatnya mereka dapat dengan mudah terjerumus dalam hal-hal yang sangat negatif seperti free sex (sex bebas), drug (narkoba), dan lain-lain disini bisa kita semua bisa kita kaji dalam psikologi

Jadi hubungan ilmu budaya dasar dan psikologi ini adalah suatu keilmuan yang berjalan seiringan dengan objek sasaran nya adalah manusia. Ilmu budaya dasar sebagai ilmu yang menunjukan dasar berbudaya manusia terhadap lingkungan sekitarnya, dan Psikologi sebagai ilmu yang meneliti perilaku/proses mental manusia yang di akibatkan dari seberapa pengaruh budaya terhadap keadaan psikisnya.